Balita Disandera dan Disiksa Selama 16 Jam oleh Ayah Kandung di Pinrang, Pelaku Positif Narkoba

Video Penyiksaan Viral, Pelaku Positif Narkoba dan Diduga Depresi

banner 120x600
banner 468x60

Di Pinrang, Sulawesi Selatan, seorang balita berusia satu tahun mengalami penyiksaan brutal oleh ayah kandungnya, Sandi (25), selama 16 jam. Kejadian ini terungkap setelah video penyiksaan yang menunjukkan tali di leher korban dan sundutan rokok viral di media sosial.

Video penyiksaan yang tersebar menunjukkan Sandi menganiaya anaknya dengan cara-cara kejam. Pelaku sengaja merekam aksinya untuk dikirimkan ke istrinya yang sedang berada di rumah orangtuanya di Soppeng. Dalam video tersebut, Sandi mengancam akan membunuh anaknya jika sang istri tidak segera pulang.

banner 325x300

Penyiksaan berlangsung dari Minggu malam (4/8/2024) pukul 19.00 Wita hingga Senin pagi (5/8/2024) pukul 10.00 Wita. Sandi juga sempat mengurung korban dan neneknya, yang berusaha menghentikan kekejaman tersebut namun akhirnya kalah setelah ditendang oleh pelaku.

Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza Pahlawan, mengonfirmasi kejadian ini dan menjelaskan bahwa Sandi ditangkap setelah negosiasi panjang dengan pelaku. Sandi mengaku kesal dengan istrinya karena masalah rumah tangga dan pisah ranjang.

“Motifnya adalah sakit hati terhadap istrinya,” kata Iptu Andi, Rabu (7/8/2024). Sandi dijerat dengan Pasal 80 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Penganiayaan Berat Terhadap Anak, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Kapolres Pinrang, AKBP Andiko Wicaksono, menduga Sandi mengalami depresi dan berada di bawah pengaruh narkoba saat melakukan kekerasan. Tes urine menunjukkan bahwa pelaku positif metamfetamin, menandakan bahwa ia dalam pengaruh sabu saat kejadian.

“Pelaku diduga depresi dan dalam pengaruh narkoba. Istri pelaku tidak berada di rumah pada saat kejadian,” kata AKBP Andiko.

Saat ini, korban berada dalam pengawasan Polres Pinrang. Meski tidak ada luka fisik yang tampak, korban menunjukkan trauma berat akibat peristiwa tersebut. “Kondisi balita sudah stabil, namun tetap dalam pengawasan kami. Visum awal menunjukkan tidak ada luka fisik, tetapi trauma emosional jelas terlihat,” ungkap Andiko.

Polisi telah memastikan bahwa balita tersebut aman dan dalam perawatan yang baik. Mereka terus memantau perkembangan kondisi korban dan melakukan interaksi untuk membantu pemulihan psikologisnya.

banner 325x300