Singkawang – Sugiarti, ibu dari Zahratushyta Dwi Artika Maharni (Shyta), anggota Paskibraka Nasional asal Kota Singkawang, merasakan kebanggaan yang mendalam setelah putrinya terpilih menjadi salah satu Paskibraka yang bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam wawancara di kediamannya di Rawasari Singkawang Tengah, Rabu (14/8/2024), Sugiarti menceritakan bagaimana ia selalu memotivasi Shyta untuk berprestasi, sambil menekankan pentingnya salat dalam mencapai cita-cita.
“Karena anak saya ini punya kemauan yang keras, saya suka ingatkan dia, kalau mbak pengen maju, jangan lupa salat. Kalau salatmu kamu perbaiki, insya Allah dunia ini bisa kamu pegang mbak, kemana pun kamu bisa,” ujar Sugiarti, mengungkapkan pesan-pesannya kepada putrinya.
Sugiarti menekankan bahwa rajin beribadah dan berdoa adalah kunci untuk memudahkan segala usaha dan cita-cita. “Yang penting kamu salatnya rajin, minta sama Allah, yakin lah semua yang kamu inginkan pasti akan diwujudkan sama Allah,” imbuhnya.
Namun, di tengah kebanggaan tersebut, Sugiarti menghadapi dilema terkait isu yang berkembang mengenai larangan memakai jilbab bagi anggota Paskibraka Nasional Tahun 2024 saat Upacara HUT ke-79 RI. Isu ini menimbulkan polemik di masyarakat dan Sugiarti merasa khawatir ketika putrinya harus melepas jilbab untuk penugasan tersebut.
“Kaget sih waktu dengar cerita dari Shyta lewat HP. Dia bilang katanya lepas jilbab pas penugasan di hari H, tanggal 17 Agustus,” tuturnya. Meski Shyta memberikan alasan “demi menjalankan tugas negara” saat tes wawancara, Sugiarti tetap merasa sedih dan bingung.
“Ma, nanti pas tanggal 17 itu kalau kakak lulus, kakak harus lepas kerudung, gimana ya ma?” ujar Sugiarti menirukan pertanyaan putrinya, yang membuatnya merasa bingung.
Saat menyaksikan pengukuhan Paskibraka Nasional melalui televisi, Sugiarti merasakan kesedihan ketika melihat anaknya melepas kerudung. “Ternyata benar, ketika saya lihat di TV pas pengukuhan itu dia buka kerudung, saya melihat anak saya itu tegang ga kayak biasanya,” ungkapnya.
Shyta, yang telah istiqomah berhijab sejak Taman Kanak-Kanak, merasa kurang percaya diri tanpa kerudung. “Dia itu kalau keluar rumah memang ga pede mas kalau ga pakai kerudung,” jelas Sugiarti.
Sugiarti berharap agar putrinya tetap istiqomah dalam berkerudung, terutama setelah wafatnya ayah Shyta saat ia duduk di kelas 2 SMP. “Saya berdoa minta sama Allah agar putri saya istiqomah berkerudung, dan alhamdulillah hingga kini ia tetap berkerudung. Apalagi semenjak ditinggal wafat ayahnya,” ujarnya dengan harapan dan doa.