JAKARTA – Polemik mengenai kebijakan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) putri nasional yang melepas jilbabnya saat pengukuhan pada Rabu (13/8/2024) mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Dhini Aminarti, artis dan istri Dimas Seto, mengungkapkan keprihatinannya terhadap keputusan ini, sementara presenter Gilang Dirga juga turut memberikan kritik terhadap Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi.
Dhini Aminarti menyampaikan pesan bijak di media sosial mengenai keputusan tersebut. Ia menilai bahwa kewajiban berhijab bagi muslimah adalah hal yang tidak seharusnya dipertaruhkan demi materi atau popularitas. Dalam postingannya, Dhini menceritakan perjuangannya saat pertama kali berhijab dan mengingatkan anggota Paskibraka untuk tetap istiqomah.
“Adik-adikku, kalian cantik dengan hijab kalian! Sedikit cerita perjalanan aku berhijab, aku emang baru berhijab. Tapi saat aku memutuskan berhijab, aku tahu resiko dan kebaikan yang aku dapat,” tulis Dhini. Ia menegaskan bahwa berhijab adalah kewajiban agama dan bukan tentang materi atau popularitas. “Ini bukan tentang materi, ini bukan tentang popularitas, tapi tentang hak Allah yang mau aku kasih ke Allah,” tambahnya.
Presenter dan mantan Paskibraka Gilang Dirga juga angkat suara mengenai kebijakan ini. Dalam kondisi masih dirawat pasca operasi, Gilang menilai kebijakan melepas jilbab untuk keseragaman bertentangan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika dan prinsip Pancasila.
“Pak Yudian mungkin lupa, bahwa di sila pertama itu Ketuhanan yang Maha Esa. Indonesia itu beragam, bukan keseragaman,” kata Gilang. Ia juga menyoroti kebijakan sebelumnya yang melarang mahasiswi mengenakan cadar dan menyebutnya sebagai bentuk pemahaman Pancasila yang dangkal. Gilang berharap ada diskusi lebih lanjut tentang Pancasila dan keberagaman.
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, telah meminta maaf atas kontroversi ini. Dalam siaran pers, Yudian menyatakan bahwa tidak ada paksaan bagi Paskibraka putri untuk melepas jilbab, dan keputusan tersebut diambil untuk mematuhi peraturan yang ada. Ia juga mengapresiasi aspirasi masyarakat dan menegaskan bahwa Paskibraka putri dapat mengenakan jilbab pada kesempatan lain selain pengukuhan.
Yudian menjelaskan, “BPIP menghormati hak kebebasan penggunaan jilbab. Paskibraka putri hanya melepas jilbab saat pengukuhan dan pengibaran bendera, namun dapat mengenakan jilbab pada kesempatan lainnya.”
Ketua Umum PPI, Gousta Feriza, juga menanggapi kebijakan ini dengan menolak tegas larangan jilbab bagi Paskibraka putri. Ia meminta BPIP untuk mengevaluasi kebijakan tersebut dan memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Gousta berharap, agar semua Paskibraka yang mengenakan jilbab dapat terus melakukannya tanpa tekanan untuk melepasnya pada upacara resmi.