Honda, sebagai bagian dari komitmennya untuk beralih ke kendaraan nol emisi pada tahun 2040, telah melakukan survei untuk memahami tantangan yang dihadapi konsumen dalam membeli mobil listrik. Meskipun pabrikan ini berencana meluncurkan e
sebagai mobil listrik pertama mereka di Indonesia tahun depan, ada beberapa faktor yang masih menjadi kendala bagi calon pembeli.
1. Infrastruktur Pengisian Daya
Menurut Marketing and After Sales Director Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, kekhawatiran utama konsumen adalah terkait infrastruktur pengisian daya atau stasiun pengisian baterai. “Konsumen masih khawatir tentang keberadaan dan ketersediaan stasiun pengisian daya yang memadai, serta jarak tempuh mobil listrik dalam sekali pengisian,” ungkap Billy di Tangerang, Kamis (18/7/2024).
2. Nilai Jual Kembali yang Rendah
Kendala kedua adalah harga jual kembali mobil listrik yang diprediksi akan turun. Billy menjelaskan bahwa saat ini, populasi mobil listrik masih tergolong sedikit, sehingga harga mobil bekas listrik cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pasar dan permintaan yang masih rendah.
3. Perkembangan Teknologi yang Cepat
Ketiga, konsumen juga cenderung ragu karena perkembangan teknologi mobil listrik yang sangat cepat. Dalam kurun waktu lima tahun saja, jarak tempuh dan fitur teknologi mobil listrik bisa berkembang pesat. “Calon konsumen sering kali menunggu untuk membeli mobil listrik karena merasa mungkin akan ada model yang lebih canggih dalam waktu dekat,” tambah Billy.
Honda, yang sebelumnya telah memperkenalkan Honda e dan Honda N-Van sebagai bagian dari studi kelayakan mobil listrik di Indonesia, tetap berkomitmen untuk mengatasi tantangan ini dengan meluncurkan produk-produk inovatif dan meningkatkan infrastruktur pengisian daya.