Singkawang – Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Kota Singkawang dimulai dengan antusiasme tinggi dari ratusan warga Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat pada Selasa (23/7/2024). Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Lurah Pasiran ini dibuka secara resmi oleh Pj. Wali Kota Singkawang, Sumastro.
PIN Polio tahun ini akan berlangsung dalam dua putaran hingga 20 Agustus 2024, dengan target cakupan imunisasi mencapai 95% dari 36 ribu balita di wilayah Singkawang.
Pentingnya Imunisasi untuk Masa Depan:
Pj. Wali Kota Sumastro menegaskan bahwa program PIN Polio merupakan bagian penting dalam menyiapkan generasi emas Indonesia di masa depan, mengingat persaingan global yang semakin ketat. Ia mengajak semua pihak untuk bekerja keras dan menjadikan program ini sebagai amanat yang harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan.
“Jangan jadikan ini sebagai beban, jadikanlah sebagai amanat demi menyiapkan generasi emas Indonesia yang siap menghadapi tantangan di masa depan,” ujar Sumastro. Ia menambahkan, jika tidak bertindak sekarang, akan menjadi beban moral yang berat bagi semua pihak.
Kolaborasi untuk Kesehatan Masyarakat:
Sumastro juga menekankan pentingnya dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk TNI/Polri dan LSM yang fokus pada kesehatan dan nilai-nilai kemanusiaan. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kita perlu kerja sama yang kompak, terutama dengan Babinsa/Babinkamtibnas dan LSM,” jelasnya.
Harapan untuk Masa Depan Kesehatan:
Menjelang akhir masa tugasnya, Sumastro berharap derajat kesehatan masyarakat Singkawang akan terus meningkat. “Saya harap semua stakeholder tidak sembrono dalam mengurus kesehatan masyarakat agar kualitas kesehatan di Singkawang semakin baik,” harapnya.
Vaksin nOPV2 untuk Perlindungan Optimal:
Plh Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Mursalin, melaporkan bahwa PIN Polio kali ini menggunakan vaksin nOPV2, yang telah dinyatakan aman dan cocok untuk bayi dan anak-anak. Vaksin ini diproduksi oleh PT Biofarma dan dirancang untuk melindungi dari virus polio Sabin penyebab polio.
Mursalin juga menjelaskan bahwa KLB Polio di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk cakupan imunisasi yang rendah, sanitasi yang belum memadai, perilaku buang air besar sembarangan, dan pelaksanaan surveilans AFP yang kurang optimal.
