VIAHUB.ID, Jakarta – Jessica Wongso, mantan terpidana kasus kopi sianida yang baru saja bebas bersyarat, akhirnya memberikan penjelasan mengenai ekspresi wajahnya yang sering dianggap dingin selama masa proses hukum. Dalam tayangan Nusantara TV pada Minggu, 18 Agustus 2024, Jessica menjawab langsung kritik terkait raut wajahnya.
Jessica Wongso, yang dikenal sebagai Jessica Kumala Wongso, menyebutkan bahwa istilah “dingin” sering kali diartikan sebagai ketidakmampuan untuk menunjukkan perasaan. Menurutnya, ekspresi wajah yang dianggap dingin tidak selalu berarti bahwa dia tidak merasakan emosi.
“Sebenarnya artinya dingin itu apa ya? Kalau dingin itu konotasinya orang-orang berpikir oh kalau misalnya saya gak punya perasaan,” ujar Jessica dalam tayangan tersebut.
Dia menjelaskan bahwa meski dia mungkin terlihat tidak menunjukkan emosi, itu bukan berarti dia tidak merasakannya. Jessica mengaku memilih untuk menyimpan perasaannya dalam-dalam dan tidak menampilkannya secara terbuka.
“Kalau saya merasakan apa, ya saya simpen aja, milih untuk tidak menunjukan,” tambahnya.
Jessica menceritakan pengalamannya selama menjalani hukuman di penjara. Menurutnya, saat pertama kali masuk lapas, perasaannya seperti dunia runtuh, tetapi dia berusaha untuk tidak menunjukkan perasaannya tersebut kepada orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarganya.
“Kalau pertama kali (masuk lapas) ya memang seperti dunia runtuh, tidak ada cahaya, itu juga saya rasakan,” ungkap Jessica.
Dia mengaku berusaha tidak menunjukan perasaan terpuruknya, terutama agar keluarganya tidak merasa sedih. “Kalau saya menunjukan, nanti keluarga saya menjadi sedih, atau pengacara saya tambah panik,” katanya.
Setelah menjalani hukuman selama delapan tahun, Jessica Wongso kini bebas bersyarat per 18 Agustus 2024. Momen kebebasannya disiarkan secara langsung di televisi nasional. Saat keluar dari Lapas Pondok Bambu, Jakarta Timur, Jessica tampak tersenyum dan melambaikan tangan kepada media yang menunggu di luar.
Jessica juga menyatakan dukungannya kepada sesama narapidana yang berjuang dengan masalah mereka masing-masing. Dia berharap agar semua orang bisa melewati masa hukuman mereka dengan baik dan saling mendukung.