Kasus Vina Cirebon kembali menjadi sorotan setelah Suroto diduga kuat berbohong mengenai kronologi kejadian. Suroto sebelumnya mengklaim bahwa dirinya adalah orang pertama yang menemukan jasad Eky dan Vina di Jembatan Talun Cirebon pada Sabtu, 27 Agustus 2016. Namun, kesaksian terbaru menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan pernyataan Suroto.
Suroto mengungkapkan bahwa ketika ia menemukan jasad Vina, kondisi rok Vina dalam keadaan melorot, memperlihatkan kemaluannya. Ia juga menyatakan bahwa ia menemukan jasad Eky dan Vina pada pukul 22.15 WIB. Namun, kesaksian ini bertentangan dengan pernyataan dari Adi Haryadi dan Ismail, yang mengaku menyaksikan langsung kecelakaan tersebut.
Menurut Adi Haryadi dan Ismail, Vina saat itu mengenakan jaket yang diikat di pinggang dan rok Vina tidak melorot. Adi Haryadi bahkan menawarkan untuk bertemu Suroto guna menyamakan keterangan dan membantah tuduhan yang dianggapnya sebagai fitnah.
Suroto juga mengklaim bahwa Vina merintih meminta tolong saat ditemukan. “Dia minta ‘tolong, tolong, tolong’,” kata Suroto. Namun, saksi Oki menyebutkan bahwa Vina justru mengucapkan “Allah, Allah, Allah” saat berada di lokasi kejadian.
Klaim waktu yang diungkapkan Suroto juga dipertanyakan. Suroto menyatakan bahwa ia menemukan jasad pada pukul 22.15 WIB, sementara hasil ekstrasi handphone Vina menunjukkan bahwa ia masih mengirim chat kepada Widia Sari pada pukul 22.14 WIB.
Pengacara Saka Tatal, Edwin Partogi Pasaribu, menegaskan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara waktu chat dan klaim Suroto, menambah keraguan terhadap kesaksian yang diberikan.
Adi Haryadi dan Ismail secara tegas membantah kesaksian Suroto dan mengajak Suroto untuk bertemu demi mengklarifikasi perbedaan tersebut. “Ayo pak Suroto kita bertemu, jangan memfitnah orang yang sudah meninggal. Kasihan arwahnya di sana,” kata Adi.
Kejadian ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian signifikan dalam kesaksian mengenai kasus Vina Cirebon, mempertegas pentingnya klarifikasi dan kebenaran dalam proses hukum.