banner 728x250

Kementan Klaim Program Pompanisasi Efektif Tingkatkan Produksi Padi Nasional di Tengah Krisis Pangan

Surplus Produksi Padi 700.000 Ton di Tengah El Nino, Kementan Dukung Pompanisasi untuk Atasi Kekeringan

banner 120x600
banner 468x60

Jakarta, 8 Agustus 2024 – Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim bahwa program pompanisasi yang saat ini diterapkan di seluruh Indonesia memberikan dampak positif terhadap produksi padi nasional, terutama di tengah ancaman darurat pangan dan kondisi cuaca ekstrem seperti El Nino.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono, menyampaikan bahwa terdapat surplus produksi padi sebesar 700.000 ton pada periode Juni dan Juli 2024, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Ini terjadi meskipun sebagian besar lahan pertanian mengalami kekeringan akibat El Nino.

banner 325x300

“Pompanisasi adalah solusi cepat yang kami terapkan untuk mengatasi kekeringan saat ini. Dengan menarik air dari sumber yang ada, kami berusaha agar sawah tetap bisa berproduksi,” jelas Arief dalam siaran pers yang dikeluarkan pada Rabu (7/8/2024).

Arief menekankan bahwa program pompanisasi telah dirancang dengan mempertimbangkan kondisi lahan dan kebutuhan air untuk memaksimalkan pertanaman di berbagai daerah sentra pangan. Menurutnya, revitalisasi saluran irigasi memang penting, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama, sementara kekeringan memerlukan penanganan segera.

“Kami bergerak cepat dengan memasang pompa air di lahan-lahan yang berpotensi untuk tetap berproduksi, meskipun saat ini kami menghadapi keterbatasan waktu dan sumber daya,” tambahnya.

Arief menjelaskan bahwa Kementan dan semua elemen di dalamnya sedang fokus pada perluasan areal tanam (PAT) dan optimalisasi lahan yang ada. Seluruh pejabat dan staf Kementan, termasuk Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, terjun langsung ke lapangan untuk memastikan implementasi program berjalan lancar.

“Program pompanisasi tidak hanya penting untuk meningkatkan produksi, tetapi juga untuk memastikan ketahanan pangan nasional. Kami sudah menebar lebih dari 30 ribu pompa air, dan kami sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak,” tegas Arief.

Arief menanggapi kritik yang menyebutkan bahwa program pompanisasi kurang efektif. Ia menegaskan bahwa meskipun program pompanisasi bukan solusi jangka panjang, namun saat ini adalah langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis pangan yang mendesak.

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, sebelumnya mengkritik program pompanisasi dan mengusulkan fokus pada revitalisasi irigasi dan inovasi bibit tahan cuaca ekstrem. Namun, Arief menilai bahwa kritik tersebut kurang mempertimbangkan kebutuhan mendesak untuk memastikan produksi padi tetap berlanjut.

“Kami menghargai masukan dan kritik yang membangun. Kami juga mengajak akademisi dan pengamat untuk bergabung dan membantu dalam implementasi program ini,” pungkas Arief.

banner 325x300