Jakarta – Dalam acara Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI yang digelar pada Jumat, 16 Agustus 2024, Presiden Joko Widodo mengenakan busana adat Ujung Serong asal Betawi. Pilihan busana ini ternyata menyimpan makna yang mendalam sebagai bentuk apresiasi kepada Jakarta, yang telah lama menjadi Ibu Kota Indonesia.
Menurut Bachtiar Jamaluddin, pemilik Sanggar Nusantara Dot Com, pemilihan busana adat Ujung Serong oleh Jokowi merupakan ucapan terima kasih untuk Jakarta yang telah menjadi pusat pemerintahan selama ratusan tahun. “Busana ini adalah bentuk penghargaan untuk Jakarta yang telah menjadi Ibu Kota sejak zaman Batavia,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com.
Busana adat Ujung Serong, atau jas demang Ujung Serong, merupakan pakaian tradisional yang sudah ada sejak Jakarta masih dikenal sebagai Batavia. Busana ini mencakup jas tertutup dan celana kain hitam, dilengkapi dengan kain Betawi dan aksesori seperti tumpal pucuk rebung dan rantai kuku macan.
Bachtiar menjelaskan bahwa pemilihan busana ini pada acara tersebut selaras dengan perayaan HUT Jakarta yang ke-497 pada 22 Juni 2024, yang juga dianggap sebagai perayaan terakhir Jakarta sebagai Ibu Kota, sebelum pemindahan resmi ke Nusantara.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan menjelaskan bahwa penggunaan busana adat Betawi oleh Presiden Jokowi memiliki makna simbolis sebagai ungkapan terima kasih untuk Jakarta. “Pakaian adat ini dimaknai sebagai simbol apresiasi kepada Jakarta yang telah menjadi Ibu Kota sejak 1966,” katanya dalam keterangan pers.
Meskipun status Ibu Kota akan pindah ke Nusantara, Jakarta tetap akan merayakan HUT-nya setiap tahun, dan budaya Betawi akan terus dipertahankan dan dirayakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Jakarta akan tetap eksis sebagai pusat perdagangan dan akulturasi budaya, meskipun fungsi pemerintahan pusat berpindah ke lokasi baru.