banner 728x250
Global  

Muhammad Yunus Ditunjuk sebagai Pemimpin Sementara Bangladesh: Latar Belakang dan Kontroversi

Nobel Laureate Muhammad Yunus, Penggagas Bank Mikro, Kini Memimpin Bangladesh Sementara Setelah Protes Massal

banner 120x600
banner 468x60

Dhaka, 8 Agustus 2024 – Muhammad Yunus, peraih Nobel dan dikenal sebagai ‘bankir kaum miskin’, telah ditunjuk sebagai pemimpin sementara Bangladesh setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina meninggalkan negara tersebut. Penunjukan Yunus sebagai pemimpin sementara dilakukan setelah serangkaian protes yang memicu kekacauan dan menewaskan ratusan orang.

Prof Yunus, yang kini berusia 84 tahun, diangkat hanya sehari setelah Hasina meninggalkan Bangladesh. Penunjukan ini mengikuti pertemuan antara Presiden Mohammed Shahabuddin, para pemimpin militer, dan pemimpin mahasiswa yang menuntut Yunus memimpin pemerintahan sementara. Para mahasiswa, yang memainkan peran kunci dalam protes, mendorong Yunus untuk mengambil alih kepemimpinan di tengah ketidakstabilan.

banner 325x300

“Saat para mahasiswa yang telah berkorban meminta saya untuk turun tangan, bagaimana saya bisa menolak?” ujar Yunus, yang baru saja kembali ke Dhaka dari Paris setelah menjalani prosedur medis.

Siapa Muhammad Yunus? Muhammad Yunus pertama kali dikenal pada tahun 1970-an sebagai pelopor keuangan mikro, menawarkan pinjaman kecil kepada penduduk desa di Bangladesh yang tidak dilayani oleh bank konvensional. Inisiatifnya ini melahirkan Grameen Bank, yang sejak itu telah membantu jutaan orang keluar dari kemiskinan dan mendapatkan pengakuan internasional.

Pada tahun 2006, Yunus dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian atas kontribusinya dalam mengentaskan kemiskinan melalui keuangan mikro. Keberhasilan Grameen Bank menjadi model bagi proyek-proyek serupa di seluruh dunia.

Kontroversi Politik dan Kemunduran Setelah menerima Nobel, Yunus semakin terlibat dalam politik, mendirikan gerakan Nagorik Shakti untuk memberikan alternatif dalam sistem politik Bangladesh yang didominasi oleh Sheikh Hasina dan Khaleda Zia. Namun, ketidakstabilan politik dan persaingan yang ketat membuat Yunus mundur dari dunia politik.

Selama pemerintahan Sheikh Hasina, Yunus menghadapi tuduhan serius dari pemerintah yang menuduhnya “menghisap darah” orang miskin melalui bisnisnya. Yunus dan pendukungnya mengklaim bahwa tuduhan tersebut bermotif politik.

“Saya bukan seorang politikus,” kata Yunus kepada AFP awal tahun ini. “Namun, saya siap untuk terjun ke politik jika situasi memaksa.”

Dengan penunjukan Yunus sebagai pemimpin sementara, banyak yang berharap dia dapat membawa stabilitas di Bangladesh. Sementara itu, statusnya sebagai pemimpin dalam pemerintahan interim akan menjadi perhatian utama dalam beberapa bulan mendatang.

banner 325x300