Tel Aviv — Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, diklaim gagal menghancurkan bahkan satu pun rudal Iran selama serangan balasan yang dikenal sebagai “Operasi True Promise” pada April lalu. Pengakuan ini diungkapkan oleh Moti Shefer, seorang ahli teknik antariksa Israel, yang menyebut Iron Dome sebagai salah satu ‘penipuan’ terbesar dalam sejarah pertahanan militer.
Menurut Shefer, meskipun Iron Dome menembakkan 500 rudal, tidak ada satupun dari 500 rudal yang berhasil menghancurkan rudal-rudal Iran selama Operasi True Promise. “Juru bicara militer Israel itu berbohong atau tidak tahu apa-apa,” tegas Shefer, dilansir dari MNA pada Sabtu (10/8/2024).
Shefer juga mengkritik ketidakmampuan sistem pertahanan Israel dalam menghadapi serangan dari Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon, yang disebutnya menyebabkan kerusakan signifikan di wilayah pendudukan Israel.
Pada dini hari tanggal 14 April, Pasukan Dirgantara IRGC meluncurkan puluhan rudal dan pesawat nirawak sebagai balasan atas serangan udara Israel pada konsulat Iran di Damaskus. Komandan Markas Besar Khatam al-Anbia Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid menyatakan bahwa hanya satu divisi dari Pasukan Dirgantara IRGC yang dikerahkan dengan 20 persen dari kekuatan ofensifnya. Meski demikian, operasi tersebut dianggap cukup untuk memberikan pelajaran kepada Israel.
Jenderal Rashid juga menambahkan bahwa satu divisi masih memiliki 80 persen kekuatan yang siap digunakan untuk serangan lebih lanjut jika diperlukan. “Dukungan dari AS, Inggris, Prancis, dan negara Eropa lainnya untuk Israel mengingatkan pada Perang Salib,” katanya.
Pemimpin kelompok Houthi Yaman, Abdul Malik Al-Houthi, mengkonfirmasi bahwa Iran dan Poros Perlawanan masih akan melakukan serangan balasan terhadap Israel. Ia menegaskan bahwa keterlambatan serangan balasan adalah bagian dari strategi taktis untuk memastikan respons yang lebih efektif. Abdul Malik juga menyebut bahwa ketegangan yang terjadi pasca-pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, telah menciptakan ketakutan ekstrem di kalangan musuh Zionis.
Sementara itu, diplomat Iran yang tidak disebutkan namanya menilai persiapan Israel dan Amerika Serikat untuk menghadapi serangan balasan Teheran sebagai sia-sia. Diplomat tersebut menegaskan bahwa serangan balasan Iran akan dilakukan dengan cepat dan berat.
Pentagon telah mengumumkan pengerahan kapal perang tambahan, jet tempur, dan sistem pertahanan rudal balistik ke Timur Tengah untuk mengantisipasi tanggapan dari Iran dan Poros Perlawanan. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, juga menginformasikan kepada Israel mengenai langkah tersebut melalui Menteri Keamanan, Yoav Gallant.