Washington D.C., Viahub.id – Calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mengajukan proposal untuk menaikkan tarif pajak bagi perusahaan dan orang kaya menjadi 28% jika ia memenangkan Pemilihan Presiden AS pada November 2024. Ini merupakan bagian dari rencana Harris untuk memperbaiki sistem perpajakan dan mengembalikan dana kepada para pekerja Amerika.
James Singer, juru bicara kampanye Harris, menjelaskan bahwa kenaikan pajak ini bertujuan untuk memastikan bahwa miliarder dan perusahaan-perusahaan besar membayar bagian mereka yang adil. “Langkah ini akan menjadi bagian dari cara yang bertanggung jawab secara fiskal untuk mengembalikan uang ke kantong para pekerja,” ujar Singer dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Reuters pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Pada masa kepresidenan Donald Trump, tarif pajak perusahaan dipangkas dari 35% menjadi 21% sebagai bagian dari kebijakan perpajakan yang diterapkan pada tahun 2017. Trump bahkan berjanji untuk membuat pemotongan pajak tersebut menjadi permanen, sebuah langkah yang hingga kini masih menjadi topik perdebatan di Kongres.
Kenaikan tarif pajak yang diusulkan oleh Harris memerlukan persetujuan Kongres untuk dapat diimplementasikan. Dengan pemilihan umum mendatang pada 5 November 2024, pertarungan politik antara Partai Demokrat dan Partai Republik semakin ketat, terutama dalam pemilihan Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Harris juga telah berjanji untuk mempertahankan kebijakan Presiden Joe Biden dalam hal pajak, yang menyatakan tidak akan menaikkan pajak bagi individu dengan penghasilan tahunan kurang dari US$400.000. Dalam pidato kebijakan ekonomi baru-baru ini, Harris menguraikan proposal tambahan yang mencakup pemotongan pajak untuk sebagian besar warga Amerika dan melarang praktik “permainan harga” oleh pedagang grosir.
Selain itu, Harris berencana untuk membangun perumahan yang lebih terjangkau sebagai bagian dari inisiatif “ekonomi peluang” yang diusungnya. Rencana ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.